Pages

Wednesday, January 6, 2010

Pentingnya Manajemen Strategis


Pentingnya Manajemen strategis Mengapa kita perlu meletakkan banyak tekanan pada manajemen strategis? Manajemen strategi menjadi penting karena alasan berikut:

Manajemen biasanya didefinisikan sebagai fungsi manajer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses. Proses merupakan suatu cara sistematik yang sudah ditetapkan untuk melakukan kegiatan. Dengan merujuk pada definisi diatas, maka majemen berarti suatu proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Henry Fayol, menyatakan bahwa manajer melakukan lima fungsi-fungsi manajemen yang utama. Pertama, majer merencanakan (Plan) apa yang akan mereka lakukan. Kemudian mengorganisasikan (Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staff (Staffing) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan. Dengan sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (direct) untuk melaksanakan rencana. Akhirnya mereka mengendalikan (control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasional secara optimal.

Globalisasi:
Pertama, Dampak tidak adanya batas-batas global dunia saat ini yang sangat cepat berubah! Batas-batas negara yang tidak lagi dapat menentukan batas kehidupan bisnis. Untuk melihat dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi pegangan hidup untuk bisnis. Pemahaman tentang manajemen strategi bergantung pada cara orang mendapatkan pemahaman tentang kompetitor, pasar, harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditur, pemegang saham, dan pelanggan di seluruh dunia. Harga dan kualitas sebuah perusahaan dari produk dan layanan harus kompetitif di pasar di seluruh dunia, tidak hanya pasar. Untuk menjadi sukses dalam usaha perlu meletakkan tekanan pada globalisasi.
E-Commerce: sebuah era bisnis e-commerce telah menjadi alat penting strategis-alat manajemen strategi. Peningkatan jumlah perusahaan yang mendapatkan keuntungan dengan menggunakan Internet untuk menjual langsung dan komunikasi dengan pemasok, pelanggan, kreditur, mitra, pemegang saham, klien, dan kompetitor telah meningkat tajam. E-commerce memungkinkan perusahaan untuk menjual produk, iklan, membeli perlengkapan, memotong perantara, melacak inventaris, menghapuskan dokumen, dan berbagi informasi. Secara total, elektronik commerce adalah meminimalkan biaya dan memotong waktu, jarak dan ruang dalam melakukan bisnis, yang memberikan layanan pelanggan yang lebih baik, lebih efisien, meningkatkan produk dan profitabilitas yang lebih tinggi. Internet dan komputer akan mengubah cara kita mengatur kehidupan kita; menghuni rumah kami, dan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan bahkan diri kita sendiri. Internet mempromosikan perbandingan belanja yang memungkinkan konsumen di seluruh dunia untuk bersatu untuk menuntut diskon.

Perubahan lingkungan ini membawa dampak pada eksistensi perusahaan baik local maupun asing. Manajemen strategi diperlukan untuk menghadapi adanya perubahan ini dimana perusahaan akan mengalami kendala organisasi, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan, perncanaan bisnis, operasioanl, pemasaran dan lain-lain.
Manajemen strategi membatu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang tidak siap diantisiapasi oleh perusahaan dalam kondisi sekarang. Krisis ekonomi global adalah kendala utama yang sering diabaikan oleh semua perusahaan ketika situasi ekonomi sedang baik dan menguntungkan, namun ketika situasi berubah terbalik maka peran manajemen strategi menjadi sangat penting dan diperlukan. Akan sangat terlambat bagi perusahaan untuk menerapkan manajemen strategi ketika perusahaan sudah diambang masalah besar. Karena waktu tidak bisa diprediksi dan situasi tidak bisa kita perkirakan.Manajemen Strategi membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengatur informasi. Mereka melacak tren industri dan kompetitif, mengembangkan model peramalan dan skenario analisis, evaluasi kinerja perusahaan dan divisi, spot baru peluang pasar, ancaman mengidentifikasi bisnis, kreatif dan mengembangkan rencana aksi.

Manajemen strategi memiliki Tujuan jangka pendek tonggak organisasi yang harus dicapai untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan harus terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan diprioritaskan. Mereka harus ditetapkan pada perusahaan, divisi, dan fungsional di tingkat organisasi yang besar. Tujuan tahunan harus dinyatakan dalam hal manajemen, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi / operasional, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi. Sasaran tahunan diperlukan untuk setiap tujuan jangka panjang. Tujuan Tahunan khususnya penting dalam strategi implementasi, sedangkan tujuan jangka panjang sangat penting dalam perumusan strategi. Tujuan Tahunan merupakan tujuan dasar untuk mengalokasikan sumber daya. Kebijakan Kebijakan merupakan sarana sasaran tahunan yang akan dicapai. Kebijakan mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang didirikan untuk mendukung upaya-upaya untuk mencapai tujuan yang dinyatakan.

Perubahan pada salah satu komponen utama dalam model dapat mewajibkan perubahan pada salah satu atau seluruh komponen lainnya. Misalnya, perubahan ekonomi dapat merupakan kesempatan yang besar dan memerlukan perubahan dalam jangka panjang dan tujuan-tujuan strategi; kegagalan tahunan untuk mencapai tujuan dapat memerlukan perubahan dalam kebijakan atau saingan utama dari perubahan strategi dapat memerlukan perubahan misi yang kuat. Oleh karena itu, strategi formulasi, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan harus dilakukan secara terus menerus, tidak hanya pada akhir tahun atau semiannually. Proses manajemen strategi tidak pernah benar-benar berakhir. Penerapan dari proses manajemen strategi-biasanya lebih formal dan lebih besar di organisasi yang besar.
Perusahaan yang memiliki banyak divisi, produk, pasar, dan teknologi juga cenderung lebih formal dalam penerapan konsep manajemen strategi. Manfaat manajemen strategi berikutnya adalah keunggulan utama manajemen strategi: Proactive dalam membentuk masa depan perusahaan dalam melakukan tindakan merumuskan manajemen strategi yang lebih baik (sistematis, logis, rasional pendekatan) dari sisi Keuangan: Meningkatkan produktivitas Peningkatan penjualan Peningkatan profitabilitas.
Manfaat Non Keuangan: Meningkatkan produktivitas karyawan dan pemahaman strategi kompetitor dari hasil penelitian menunjukan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan orang-orang yang tidak. Perusahaan yang menggunakan Manajemen strategi menunjukkan peningkatan signifikan dalam penjualan, profitabilitas dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa perencanaan kegiatan sistematis.

Manajemen strategis

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahana mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direktur dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

Sumber

Friday, January 1, 2010

KELAHIRAN SANG PURNAMA

Kelahiran Nabi Muhammad Saw. di muka bumi merupakan titik temu perjumpaan  antara Muhammad Hakiki yang diciptakan dari Nurullah dengan  Muhammad Basyari yang dilahirkan oleh Aminah. Dialah sosok Insan Kamil,  manusia paripurna  sebagai perwujudan-Nya di muka bumi. Peristiwa penting tersebut terjadi pada tahun yang dikenal bangsa Arab  dengan tahun Gajah. 


Setelah Hasyim meninggal dunia, Abdul Muthalib sebagai putranya menggantikan kedudukan bapaknya mengurus air dan persediaan makanan bagi para tamu yang mengunjungi Ka'bah. Abdul Muthalib dibantu Haris, anak tunggalnya.  Setiap hari Abdul Muthalib dan putranya mengambil air dari tempat yang jaraknya cukup jauh. Kemudian air tersebut dikumpulkan pada sebuah kolam dekat Ka'bah. Begitu banyaknya para tamu yang mengunjungi Ka'bah, sampai Abdul Muthalib merasa kewalahan menyediakan air. Melihat hal itu, Abdul Muthalib berpikir tentang persediaan air tetap bertahan.

Keinginannya mendapatkan sumber air dekat Ka'bah begitu kuat, bahkan terbawa dalam mimpinya. Dalam mimpinya ia disuruh menggali sumur tua yang sudah berpuluh-puluh tahun tertimbun barang-barang dan tanah. Ternyata sumur tersebut adalah legenda masyhur dalam kisah perjalanan Nabi Ismail dan ibunya ketika kelelahan mencari air. Sumur tersebut hingga dikenal dengan sumur Zamzam.Keesokan harinya, Abdul Muthalib langsung mencari letak sumur tersebut. Letak sumur itu di antara dua patung Isaf dan Nila, tidak jauh di sekitar Ka'bah. Setelah dilakukan penggalian, tidak lama kemudian dari dalam tanah tersembur air yang sangat deras setelah dua pangkal pelana emas dan pedang Mudzadz disisihkan. Abdul Muthalib merasa senang dengan ditemukan kembali sumur Zamzam sehingga tidak susah payah mengangkut air dari tempat yang jauh. Namun demikian, karena Abdul Muthalib hanya dibantu anaknya, dirinya masih merasa kerepotan mengurus sumur itu. Sejak itu, muncul harapan kuat untuk mempunyai anak yang banyak supaya dapat membantu tugas sehari-hari mengurus Ka'bah dan para tamu. Akhirnya, Abdul Muthalib bernazar, "Seandainya nanti aku mempunyai anak sepuluh, maka salah satunya akan saya sembelih sebagai kurban untuk Tuhan." 

Abdullah dan 100 Unta

Keinginan Abdul Muthalib terpenuhi sudah. Setelah anaknya yang kesepuluh lahir, Abullah namanya, Abdul Muthalib teringat akan nazarnya. Abdul Muthalib ingin menepati nazarnya dengan menyembelih salah satu anaknya sebagai persembahan terhadap Tuhan. Abdul Muthalib kemudian mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk diberikan penjelasan tentang nazarnya. Ternyata semua anaknya bisa menerima dan bersedia menjadi kurban. Setelah itu, setiap anaknya disuruh menulis nama masing-masing di atas qidh (anak panah), kemudian Abdul Muthalib membawanya ke juru qidh di tempat berhala Hubal yang berada di tengah-tengah Ka'bah. Juru qidh mengocok semua anak panah yang sudah dicantumi nama-nama, ternyata yang keluar nama Abdullah, anak bungsunya. Setelah itu,  Abdullah dituntun Abdul Muthalib menuju tempat penyembelihan dekat Zamzam yang terletak antara berhala Isaf dan Naila.
Akan tetapi masyarakat Quraisy yang ikut menyaksikan peristiwa tersebut tidak setuju apabila Abdullah disembelih. Mereka memberikan saran supaya Abdul Muthalib bernegosiasi dengan berhala Hubal --melalui seorang dukun sebagai perantara-- agar Abdullah dapat diganti dengan harta sebagai tebusan. Setelah mendengar saran tersebut, Abdul Muthalib pergi ke seorang dukun wanita di Yastrib.   Setelah sampai di rumah dukun, Abdul Muthalib menyampaikan maksudnya.  "Berapa tebusan yang kamu siapkan," tanya dukun. "Sepuluh unta," jawab Abdul Muthalib. "Kalau begitu, kamu pulang terus lakukan pengundian. Kalau yang keluar nama anakmu berarti harus ditambah sepuluh sampai akhirnya yang keluar nama unta. Setelah nama unta keluar berarti  sebagai pertanda sang dewa sudah berkenan," jawab dukun. Abdul Muthalib merasa lega dengan nasihat sang dukun karena Abdullah tidak jadi disembelih.
Sampai di Mekkah, Abdul Muthalib melakukan apa yang disarankan oleh dukun. Pada saat dilakukan pengundian pertama hingga kesepuluh nama Abdullah selalu keluar. Berarti Abdul Muthalib harus mengganti setiap undian dengan sepuluh unta. Karena nama Abdullah keluar sepuluh kali maka jumlah semuanya menjadi seratus ekor unta. Namun ketika undian yang kesebelas yang keluar adalah nama unta, bukan nama Abdullah. Namun Abdul Muthalib masih belum yakin hingga diulang sampai tiga kali. Ternyata nama unta yang keluar secara terus menerus. Setelah itu, Abdul Muthalib baru merasa yakin dan lega. Berarti sang dewa sudah berkenan menerima tebusan seratus ekor unta untuk menggantikan nyawa Abdullah.


Ka'bah dan Abraha 

Secara geografis Mekkah merupakan tempat yang sangat strategis. Selain memiliki  Ka'bah sebagai tempat ritual tertua bangsa Arab, juga memiliki sumber mata air mineral, Zamzam. Para pedagang dari wilayah jazirah Arab menjadikan Mekkah sebagai transit sekaligus tempat ibadah. Mekkah benar-benar berkembang menjadi pusat perdagangan dan ibadah di Jazirah Arab. Keadaan seperti itu membuat masyarakat luar Mekkah merasa iri. Sehingga banyak masyarakat luar Mekkah mencoba membangun tempat ibadat di wilayah masing-masing dengan menduplikasi Ka'bah. Di Hira Ghasaan dibangun rumah suci yang bentuknya persis menyerupai Ka'bah. Begitu juga Abraha Al Asyram yang tidak mau ketinggalan membangun rumah suci seperti Ka'bah di Yaman. Bahkan rumah sucinya dihias mewah melebihi Ka'bah. Namun, orang-orang Arab tidak terpengaruh dengan duplikasi Ka'bah tersebut. Mereka tidak bisa berpaling dari Ka'bah, bahkan mereka menganggap tidak akan sah melakukan ritual terhadap dewa kalau tidak dilakukan di Ka'bah.

Melihat fakta itu membuat Raja Abraha berpikir keras, bagaimana memalingkan orang-orang Arab dari Ka'bah. Akhirnya, satu-satunya cara adalah dengan merobohkan Ka'bah. Untuk memudahkan usahanya, Raja Abraha memprovokasi masyarakat supaya bersatu menghancurkan Ka'bah. Dan Abraha berhasil. Ia mengumpulkan pasukan yang jumlahnya sangat besar yang didatangkan dari Abinisia. Raja Abraha dengan angkuh menunggang gajah diiringi ribuan pasukannya. Rencana Abraha untuk menghancurkan Ka'bah tercium, sehingga masyarakat Arab menjadi cemas dan khawatir namun bersiaga. Dhu Nafar, seorang bangsawan Yaman mengerahkan pasukan untuk menghalau pasukan Abraha. Namun perlawanannya tidaklah berarti, bahkan dirinya tertangkap. Begitu pun, Nufail bin Habib. Bersama masyarakat dari kabilah Syahran juga melakukan perlawanan terhadap Abraha, namun mereka tidak mampu mengalahkan kekuatan Abraha, hingga akhirnya ia sendiri disandera sebagai penunjuk jalan menuju Mekkah. Ketika Abraha sampai di kota Thaif, masyarakat Thaif sangat ketakutan karena khawatir rumah suci mereka menjadi sasaran pasukan Abraha. Kemudian mereka menyampaikan bahwa rumah suci mereka bukanlah Ka'bah melainkan hanya rumah berhala Latta.  Setelah perjalanan mendekati kota Mekkah, Abraha mengirim Hunata dari Himyar menghadap Abdul Muthalib bin Hasyim sebagai juru kunci Ka'bah untuk menyampaikan tujuannya. Bahwa kedatangan Abraha dan pasukannya bukan untuk perang dengan masyarakat Mekkah melainkan hanya ingin menghancurkan Kabah. Karena itu, jika penduduk Mekkah tidak melakukan perlawanan maka tidak akan terjadi pertumpahan darah.   
Abdul Muthalib bersama anak-anaknya menemui Abraha untuk bernegoisasi. Dalam negosiasi, Abdul Muthalib bersedia membagi sepertiga harta Tihama yang telah dirampas kepada Abraha, dengan catatan Abraha bersedia membatalkan niatnya merobohkan Ka'bah. Namun permintaan tersebut ditolak. Setelah gagal bernegosiasi, Abdul Muthalib beserta anak-anaknya kembali ke Mekkah. Ia mengajak masyarakat agar segera meninggalkan Mekkah. Pada suatu malam sebelum meninggalkan Mekkah, Abdul Muthalib dan beberapa orang Quraisy  berkumpul di Ka'bah bermunajat kepada Tuhan memohon perlindungan supaya Ka'bah diselamatkan. Setelah itu, mereka pergi meninggalkan Mekkah dengan perasaan sedih. Malam itu kota Mekkah berubah  menjadi kota mati karena sepi ditinggalkan warganya. Namun ketika Abraha dan pasukannya sudah mendekati Mekkah, tiba-tiba datang angin yang sangat kencang.  Ternyata angin tersebut menyebarkan virus mematikan sehingga pasukan Abraha terkena wabah gatal-gatal dan cacar. Serangan virus tersebut demikian dahsyat, sehingga pasukan Abraha banyak yang tewas. Abraha juga ikut tertular virus tersebut. Akhirnya ia memutuskan kembali ke Yaman. Namun tak lama Abraha meninggal dunia, karena virus ganas dalam tubuhnya terus menggerogoti. Peristiwa tersebut disebut sebagai tahun Gajah. Dan peristiwa ini diabadikan Alquran dalam surat al-Fiil.


360 Berhala Mengelilingi Ka'bah 

Tradisi masyarakat Arab pada masa Jahiliyah adalah menyembah berhala, minum khamar, main perempuan, berjudi, hingga membunuh bayi wanita. Tiap malam mereka berpesta dengan minum-minuman, main perempuan, dan berjudi di sekitar Ka'bah. Ka'bah yang dipenuhi ratusan berhala sekitar 360 berhala itu juga sebagai ajang pemujaan dengan menari-nari telanjang mengelilingi Ka'bah. Dengan tradisi seperti itu para kepala suku dan kabilah memiliki kepentingan bersama. Mereka mengadakan perjanjian bersama untuk menjaga Ka'bah dari serangan musuh. Komitmen tersebut  mereka gantung di tembok Ka'bah supaya disaksikan oleh sang berhala. Dengan harapan bagi siapa pun yang melanggar kesepakatan tersebut akan mendapatkan  kutukan dari sang berhala. Di tengah kehidupan masyarakat Arab saat itu, desas-desus dari ramalan para rahib dan ahli kitab yang mengatakan bahwa nanti akan datang seorang nabi yang  lahir di kota Mekkah cukup membuat heboh masyarakat. Abu Sofyan pernah marah besar kepada Umayya ketika ia sering membicarakan ramalan tersebut. "Ramalan rahib itu hanya ilusi karena mereka semua bodoh tidak tahu tentang agama sehingga mereka membutuhkan nabi sebagai pemberi petunjuk. Sedangkan kita tidak perlu nabi karena kita sudah punya berhala yang dapat dijadikan sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena itu, kita harus tentang segala bentuk pembicaraan tentang ramalan nabi tersebut," jelas Abu Sofyan kepada masyarakat Arab. Begitu takutnya para pemimpin suku-suku dengan  merebaknya isu itu. Mereka khawatir Tuhan-tuhan yang mereka sembah  yang menjadi warisan  nenek moyang akan ditinggalkan.


Abdullah Menikah 

Abdullah adalah putra bungsu dari sepuluh bersaudara. Setelah menginjak dewasa, Abdullah menjadi sosok pemuda gagah membuat para gadis Mekkah sangat tertarik dengannya. Apalagi di balik ketampanannya tersimpan cerita penebusan  seratus ekor unta. Ketika usianya menginjak dua puluh empat tahun, Abdul Muthalib, menjodohkan dirinya dengan Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Az Zuhra.
Sesuai tradisi, setelah acara pernikahan berlangsung, Abdullah harus tinggal selama tiga hari di rumah Aminah. Sesudah itu, mereka berdua dapat pindah ke rumah keluarga Abdul Muthalib. Pada suatu malam, Aminah mendapat bisikan dalam mimpinya, "Bahwa dirimu sedang mengandung seorang pemimpin umat manusia dan dia manusia terbaik di alam semesta. Ketika dia lahir nanti berilah  nama Muhammad."
Malam-malam pengantin baru dilalui. Tetapi tak berapa lama, Abdullah pergi  meninggalkan istri  tercintanya yang sedang hamil untuk berdagang ke Syuria, Gaza dan Madinah. Setelah sampai di Madinah, Abdullah singgah ke tempat saudara-saudara ibunya untuk istirahat. Ketika hendak melanjutkan perjalanannya ke Mekkah beserta kafilah yang lain, tiba-tiba Abdullah jatuh sakit sehingga tidak bisa pulang bersama rombongan. Begitu sampai di kota Mekkah, rombongan kafilah segera menyampaikan kabar tentang Abdullah kepada keluarganya. Mendengar berita sakitnya Abdullah, Abdul Muthalib sangat cemas. Begitu juga Aminah, sangat sedih mendengar suaminya sakit.

Abdul Muthalib kemudian menyuruh Haris, putra sulungnya, menyusul  Abdullah. Namun ketika Haris sampai di Mekkah, ia mendengar kabar yang menyedihkan. Ternyata Abdullah sudah meninggal dunia dan sudah dikuburkan. Dengan perasaan sedih dan pilu, Haris kembali ke  Mekkah. Adik yang ia cintai dan pernah bersama-sama merasakan pahit getirnya kehidupan telah pergi. Sesampainya di rumah, Haris menceritakan kepada keluarga berita kematian Abdullah. Mendengar berita tersebut, Abdul Muthalib, Aminah dan saudara-saudara lainnya sangat sedih dan berduka. Aminah sangat terpukul dengan kematian suaminya. Meski belum lama bersama suaminya, kesedihannya memuncak ketika teringat bayi dalam kandungannya. Kebahagiaan untuk bisa berkumpul bersama suami dan anak tercinta pupus, tinggal sisa-sisa kenangan dan kesedihan yang menyayat jiwa.  

Kelahiran Sang Purnama

Usia kandungan Aminah genap sembilan bulan, tibalah saat-saat persalinan. Pada malam persalinan, wanita yang hadir ikut menemani Aminah adalah Asiyah dan Maryam yang dikenal sebagai wanita yang suci. Ketika sedang terjadi persalinan terpancarlah cahaya yang memenuhi seluruh ruangan. Muhammad dilahirkan menjelang subuh pada malam Senin tanggal 12 Rabiul Awal. Muhammad terlahir dalam keadaan bersih, tidak ada ceceran darah, sudah dikhitan, tali pusarnya pun sudah terputus, bau wanginya sangat semerbak, rambutnya tertata rapi layaknya rambut yang diberi minyak, di sekitar mata terlihat hitam celak yang menghiasinya.
Aminah menyampaikan berita kelahiran anaknya kepada kakeknya Abdul Muthalib. Mendengar cucunya sudah lahir, dengan gembira Abdul Muthalib pergi melihat cucunya. Abdul Muthalib menggendong Muhammad masuk ke dalam Ka'bah dan berdoa di dalam Ka'bah. Doa itu sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang diberikan kepadanya, sekaligus pelipur lara atas duka kepergian Abdullah.

Pada malam berikutnya, Abdul Muthalib mengadakan acara syukuran dengan menyembelih unta sebagai ungkapan syukur sekaligus memberi nama pada sang bayi. Bayi itu bernama Muhammad. Sebenarnya nama tersebut tidak umum di kalangan orang Arab. Ketika salah seorang seorang bertanya "Kenapa tidak memakai nama nenek moyang?". Abdul Muthalib menjawab "Aku berharap ia nanti sesuai namanya menjadi orang yang terpuji di langit dan di bumi". Pada saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. terjadi bermacam-macam mukjizat, sebagai bukti kenabian manusia pilihan Allah. Seluruh makhluk di bumi dan langit, dari timur hingga barat turut bahagia menyambut kelahiran Muhammad. Bahkan semua binatang, di darat maupun di laut ikut berbicara sebagai ungkapan kegembiraannya. Para jin pun ikut bergembira dengan memberi kabar kepada para dukun dan rahib bahwa manusia paripurna telah lahir di muka bumi. Sebaliknya, berhala-berhala kaum Jahiliyah berjatuhan dengan sendirinya. Tuhan Api kaum Majusi juga padam dengan sendirinya. Demikianlah, ketika Allah sedang berkehendak ingin menampakkan wujud Muhammad Hakiki yang diciptakan dari Nurullah ke dalam  Muhammad Basyari yang memiliki ruh, jiwa dan jasad. Dia menjadi sosok Insan Kamil, manusia paripurna  yang menjadi  perwujudan-Nya di muka bumi.

Sumber






Perkenan Doa




Semangatmu untuk mencapai sesuatu yang telah dijamin pasti akan sampai kepadamu dengan cara melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah diamanatkan kepadamu, membuktikan buta mata hatimu






Pada hakikatnya setiap rezeki adalah ketetapan Allah, dan setiap manusia (makhluk) pasti akan mendapatkan bagian rezekinya. Oleh sebab itu, tak perlu ada kekhawatiran dan ketakutan bakal tak tercukupi. Apalagi kalau sampai harus mencarinya lewat cara mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Kajian Hikam 6

Semangat berusaha dan berikhtiar untuk meraih rezeki yang telah dijanjikan Allah merupakan sifat dasar manusia. Tapi bila hal itu dilakukan atas dasar ambisi (nafsu), akan berkembang dan merubah seseorang menjadi tamak dan serakah.

Banyak orang menggunakan amal ibadah sebagai alat untuk merayu Allah, agar disegerakan (dikabulkan) permohonannya. Keinginan tersebut merupakan ciri seorang hamba yang kurang percaya pada ketetapan dan janji Allah. Sedangkan, berpaling dari munajat (doa), amal ibadah, usaha dan ikhtiar adalah sifat hamba yang frustrasi dan buta mata hati, alias tak mampu melihat kehendak-Nya (
irodatullah). Mengabaikan usaha dan ikhtiar adalah bentuk kesombongan.


Utamakan Akhirat


Dorongan dan semangat meningkatkan kualitas hidup jasmaniah adalah himmah (tekad) yang terpuji. Tetapi akan lebih terpuji lagi bila kualitas hidup ruhaniahnya yang lebih ditingkatkan, sehingga teruji dan dipuji Allah. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (Al Qashash: 77)
           
 
Oleh karena itu para
 salikin hendaknya istiqomah pada pijakan yang telah ditetapkan Allah, sekaligus bersabar dengan apapun yang telah dijanjikan-Nya. Sebab, berpaling dari sesuatu yang ditetapkan Allah, dapat memadamkan cahaya hati dan membutakan bashirotul qolbi.


Allah menganugerahi rezeki lahiriah, yang merupakan sarana perjalanan hidup hamba di muka bumi. Dan alur rezeki hingga sampai di pangkuan seorang hamba, tentunya melalui sebab-musabab usaha dan ikhtiar. Tak satu pun makhluk yang luput alias tidak menerima curahan rezeki dari Allah. Bahkan binatang yang tidak dapat membawa dan mengurus rezekinya sendiri sekalipun tetap memperoleh curahan rezeki Allah.
 


Untuk itu semua, Allah tidak menuntut imbalan apapun dari makhluk-Nya. Kecuali seorang hamba harus berpijak pada titian kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. Yaitu  amal ibadah yang sempurna, agar mencapai kebahagiaan akhirat.
 


Perwujudan ibadah yang sempurna dari seorang hamba, ialah menyandarkan hati yang diliputi tauhid
 mukasyafah (yang terbuka).  Dan hal itu hanya dapat terjadi lewat hidayah Allah. Dan hidayah itu sendiri adalah anugerah Allah yang dipancarkan ke dalam lubuk hati hamba-hambaNya.


Oleh karena itu, setiap
 salikin wajib mengetahui status kehambaannya, dan menerima ketetapan-Nya (sunatullah) atau beban hukum dari Allah (taklif). Semua salikin juga harus berusaha dan berikhtiar, sesuai dengan kehendak Allah. Yaitu lewat sikap sabar dan tawakal,  dan tetap berada pada jalan yang benar (shirothol mustaqim),  yang telah digariskan Allah serta dicontohkan oleh Rasul-Nya.


Hati Yang Bersih


Orang yang berani menuntut dan protes kepada Allah, adalah orang yang buta mata hatinya dan keluar dari kodrat kehambaannya. Mereka tidak memahami bahwa sesungguhnya segala kebutuhan hidupnya sudah dijamin dan dicukupi oleh Allah. 

Padahal Allah menganugerahi mata hati (
bashirotul qolbi) di dalam hati setiap  hamba, sebagai nur (cahaya) untuk memahami kehendak-Nya. Karena dengan mengetahui irodatullah, seorang hamba dapat menentukan sikap berpijak yang benar, dan berperangai dengan akhlak yang qona’ah dan tawakkal. Bila hal itu diaplikasikan dengan benar, maka hati seorang hamba akan bersinar. Karena terbasuh oleh air muroqobah (pemantau), juga telah bersih dari aghyar (kecemburuan). Sebab,  ketika hati masih kotor dan aghyar masih melekat di hati, dapat menjalar dan menyebabkan hati terinfeksi oleh isytighol(kebimbangan) pada selain Allah.


Maka itu, bagi siapa pun hendaklah bersungguh-sungguh dalam menuju kepada Allah. Serta melazimkan
 muroqobah seiring dengan riyadhoh dan mujahadah, sekaligus bermunajat sesuai dengan kehendak-Nya, agar memperoleh anugerah (minnah) Allah.


Jangan putus asa agar mendapatkan anugerah Allah, kendati yang diharap tak kunjung datang. Tetaplah berdoa seiring ikhtiar dan usaha. Dalam hal ini Ibn 'Athoillah menjelaskan:
 “Jangan engkau berputus asa karena kelambatan pemberian Allah kepadamu, padahal doamu bersungguh-sungguh. Allah telah menjamin menerima semua doa sesuai dengan yang Dia kehendaki untukmu pada waktu yang telah Dia tentukan. Bukan menurut kehendakmu dan bukan pada waktu yang engkau tentukan”.


Kemudian dalam Hadis dinyatakan: “
Doa adalah senjata bagi orang yang beriman”. Juga di sisi lain menerangkan: “Doa itu sumsum ibadah”. Berarti,  perjuangan tanpa doa binasa dan doa yang tidak diiringi usaha adalah sia-sia.


Karena itu, jadikanlah doa dan usahamu sebagaimana menyatunya ruh dengan jasad pada diri manusia. Sebab yang disebut
insan kamil (manusia seutuhnya) adalah manakala jasad dengan ruh bertemu dalam satu wujud, yaitu manusia. Tidak akan disebut manusia yang sempurna, bila hanya ada ruh. Begitu pula sebaliknya, hanya disebut mayat, bila manusia hanya ada jasadnya saja, tanpa ruh.


Allah Sangat Dekat


Apakah setiap doa akan dikabulkan oleh Allah? Pertanyaan tersebut akan terjawab bila seseorang telah memahami apa yang disebut hakikat doa. Maka, jangan berhenti dari kesungguhan doa, juga jangan berpaling dari-Nya hanya karena Allah tidak segera mengabulkan. Pun jangan menghardik apalagi protes. Karena firman-Nya menyatakan: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Al Mu’min: 60)

Oleh karena itu yakin dan
 husnuzhon (sangka baik) lah kepada Allah, bahwa Dia tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Kemudian amati dan patuhi dengan seksama segala petunjuk-Nya, terutama syarat-masyrut adab berdoa. Kemudian, renungkan firman Allah berikut: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al Baqarah: 186)


Sesungguhnya Allah itu dekat dengan setiap hamba-Nya. Bahkan kedekatan-Nya diurai dalam firman-Nya: “
Kami (Allah) lebih dekat kepadanya dari urat nadi.” (Qaaf: 16). Maka jangan pernah mengatakan: “Allah tidak mengabulkan doa kami.”


Yang kerap masih menjadi masalah adalah pemahaman tentang Allah dekat dengan hamba-hambaNya, dan  Allah juga mengabulkan setiap pinta dan doa. Maka untuk memahami hal itu perlu ada kajian ilmu tauhid yang dapat memberikan pengetahuan tentang Allah dan keberadaan-Nya.


Setiap doa yang dikabulkan harus dipahami sebagai janji-Nya, yang dipenuhi sesuai dengan kehendak-Nya. Karena ada kalanya sebuah doa dikabulkan di dunia, dan ada pula di akhirat. Bila yang dimohon adalah sesuatu yang sesuai dengan kehendak Allah, maka akan diberikan segera. Tetapi bila permohonannya tidak sesuai dengan kehendak-Nya, maka sebagai gantinya Allah akan memberikan sesuatu yang sesuai dengan kehedakNya. Yang pasti,  Allah tidak pernah mengingkari janji-janjiNya.


Ketika Allah memperkenankan sebuah permohonan, tentu Ia memperkenankan sesuai dengan yang Dia anggap tepat buat hambaNya. Bukan karena sesuai dengan nafsu hamba. Dan setiap gejolak jiwa yang dirasakan seorang hamba, adalah rahmat. Karena terkadang seseorang benci terhadap sesuatu yang tak seirama dengan nafsunya, padahal hal itu baik untuknya. Begitu pula sebaliknya. Terkadang seseorang mencintai sesuatu yang belum tentu baik untuknya, atau bahkan jahat serta dapat merusak lahir batinnya.


Dalam Al Quran Allah menyatakan:
 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Al Baqarah: 216).


Maka itu, pasrahkan diri dalam pilihan-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya. Agar meraih yang terbaik yang diridai Allah.  “
Tuhanmulah yang menjadikan segala yang dikehendaki-Nya dan Ia memilihnya sendiri, tiada hak bagi mereka untuk memilih (sesuatu apapun)”.


Karena itu, jangan memilih sesuatu apapun. Jika harus memilih, maka pilihlah untuk tidak memilih. Karena jika seseorang  telah berhenti dari memilih sesuatu, kemudian menyerahkan semuanya kepada Allah, maka Ia akan memilihkan yang terbaik menurut-Nya.


Perkenan Doa


Terkadang sebuah doa dikabulkan sesuai yang diminta. Tapi bisa juga Allah mengganti dengan sesuatu yang lain yang lebih baik. Misalnya terhindar dari sebuah malapetaka, diampuni dosa atau kesalahannya, atau mendapat curahan nikmat.  Meski ada kalanya Allah menunda pengabulannya kelak di akhirat. Sebagaimana dinyatakan dalam Hadis yang bersumber dari Anas ra.: “Tiada seorang pun yang berdoa, melainkan Allah pasti akan mengabulkan doanya atau dihindarkan dari bahaya padanya atau diampuni sebagian dari dosanya selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang menjurus kepada dosa atau untuk memutuskan hubungan sanak keluarga.”

Pada Hadis lain yang diriwayatkan Muslim menerangkan:
 “Tiada seorang pun yang berdoa kepada Allah dengan rangkaian doa yang tak durhaka, melainkan Allah akan menganugerahkan dengan salah satu dari tiga perkara: Pertama di segerakan doanya, kedua ditunda untuk di akhirat dan ketiga dihindarkan dari malapetaka walau sekedarnya.”


Maka akuilah kekuasaan dan kehendak Allah yang absolut. Bahwa Allah mengabulkan sebuah doa pada waktu yang dikehendaki-Nya, dan bukan pada waktu yang dikehendaki oleh seorang hamba. Karena
 khiar (pilihan) Allah bagi hambaNya pasti lebih baik dari pada khiar hamba bagi dirinya. 


Hakikatnya, setiap doa itu pasti dikabulkan. Masalahnya hanya soal waktu. Sebagaimana doa Musa as. dan Harun as.:
 “Allah berfirman: Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-sekali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” (Yunus: 89). Firman tersebut menjelaskan tentang pengabulan doa Nabi Musa as. dan Harus as. untuk kehancuran Fir’aun. Doa tersebut baru dikabulkan empat puluh tahun kemudian. Begitu pula Nabi Muhammad SAW yang berdoa untuk Umar Ibn Khatab ra.,  agar diberi hidayah dan menjadi pendamping beliau yang setia. Baru dua tahun kemudian dikabulkan. Dan masih banyak lagi riwayat semacam  uraian di atas.


Orang-orang yang telah dekat dengan Allah, dan mengenal dengan baik diriNya, disebut arifin billah. Dan bagi mereka (para arifin billah), tak ada ungkap kata munajat kecuali pengabulannya. Dalam hal ini, mereka tidak menyalahi aturan-aturan permainan munajat, baik adab, juga tidak mengabaikan
 syarat-syarat lahir maupun batin. Yang jelas, apa yang mereka pinta harus sesuai dengan kehendak-Nya.


Sedangkan orang yang suka melontarkan protes dengan kalimat:
 “Aku telah berdoa bahkan sering, namun doaku tak pernah dikabulkan” disebut dengan  isti’jal.  Berbeda dengan orang yang berdoa dengan ikhtiar Allah pada dirinya, maka Allah memperkenankan doanya sesuai dengan kehendakNya.


Karena, yang terpenting, setiap doa yang dipanjatkan harus murni dari segala “ikhtiar diri”. Artinya terlepas dari rasa
 kuasadan iradat hamba. Setiap doa bagi orang yang tak meninggalkan ikhtiar serta kebergantungan pada ridho Allah, maka pengabulannya istidroj (uluran dari Allah yang akan mempercepat prosesnya kesesatan). 


Sebagai bukti bahwa Allah memperkenankan doa seorang hamba, niscaya  dikaruniai
 idhthiror (tak ada doa kecuali dikabulkan) dalam doanya. Memang, pada hakikatnya idhthiror tidak mustahaq (mutlak) bagi hamba. Tetapi musthahaq pada diri orang yang mampu fana saat berdoa. Dengan kata lain, orang tersebut tidak melihat dirinya punya perbuatan, melainkan mutlak disandarkan kepada Allah. Hal itu dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah sampai pada keyakinan yang jazam (tidak tertawar) kepada janji Allah.